Saturday, 30 May 2015

Abu Nawas Dan Hakim Yang Jahat

Ada gak yah hakim kayak gini nih di Indonesia??
Pada suatu sore Abu Nawas sedang mengajar murid-muridnya, tiba-tiba ada dua orang tamu datang ke rumahnya. Yang satu seorang ibu pemilik warung kopi dan yang satunya lagi seorang pemuda orang mesir.  Setelah berbincang bincang sebentar dengan ibu penjual kopi Abu Nawas ngobrol dengan pemuda Mesir.  Setelah ngobrol panjang lebar menceritakan kesusahannya pemuda dan ibu itu pulang.

Setelah ibu dan anak muda itu pulang, Abu Nawas menyuruh muridnya berhenti belajar. Kemudian berkata,”Murid-muridku, nanti malam kalian datang lagi kemari, bawa cangkul, linggis dan alat apa saja yang bisa buat bongkar bangunan.”
Murid-muriidnya bertanya,”Buat bongkar bangunan apa tuan guru?”
Abu Nawas,”Bawa saja, nanti malam aku jelaskan.”

Sesuai perintah Abu Nawas, malam harinya para murid Abu Nawas berkumpul di depan rumah Abu Nawas komplit dengan alat-alat yang diminta, ada yang membawa cangkul, golok, linggis dan kapak. Abu Nawas memanggil mereka dan berkata,”Murid-murid, sekarang kalian datang ke rumah Pak Hakim, hancurkan rumahnya!”

Murid-muridnya pada terkejut dan bertanya,”Kenapa Tuan kami harus menghancurkan rumahnya?”
Abu Nawas,”Lakukan saja!”

Murid-muridnya tak ada yang beranjak satupun, mereka serba bingung dengan perintah Abu Nawas.
Abu Nawas mengerti keraguan murid-muridnya, dia memperjelas perintahnya,”Kalian berangkat saja ke rumah Pak Hakim, hancurkan rumahnya, kalau ada yang mencegah kalian teruskan aja jangan dipedulikan, nanti kalau ada yang bertanya, katakan di suruh Abu Nawas!”

Setelah mendengar penjelasan Abu Nawas, mereka yakin dengan perintahnya, beramai ramai berangkat ke rumah pak Hakim, tanpa dikomando lagi segera mereka menghancurkan rumah Pak hakim. Jendela, kaca dan pintu hancur berantakan begitu pula pagar rumahnya. Tetangga pak Hakim pada berkumpul heran melihat kelakukan murid-murid Abu Nawas, mereka berusaha menghentikan perusakan, tapi karena jumlah murid Abu Nawas banyak, mereka akhirnya membiarkannya.
Mendengar keributan di luar, Pak Hakim segera keluar rumah, dan kaget dia  melihat banyak orang-orang yang membawa senjata dan menghancurkan rumahnya.

Pak Hakim berteriak,”Hai, sudah gila kalian, kenapa kalian menghancurkan rumah saya?”
Murid-murid menjawab, “Kami disuruh Tuan Guru kami Abu Nawas,”.
Habis menjawab begitu murid-murid Abu Nawas melanjutkan menghancurkan rumah Pak hakim sampai rata dengan tanah. Pak hakim hanya bisa marah-marah, tapi dia tidak bisa menghentikan perbuatan mereka karena terlalu banyak. Dan tak ada satu pun orang yang membantunya.
Pak Hakim berteriak-teriak, “Dasar Abu Nawas, sudah gila kau, awas ya, besok akan aku adukan ke Baginda, biar dia penjara seumur hidup.”

Esok harinya, pak Hakim mendatangi Baginda Raja dan mengadukan perbuatan Abu Nawas. Setelah menerima laporan, Baginda memerintahkan prajuritnya untuk memanggil Abu Nawas. Setelah Abu Nawas menghadap Baginda, ia ditanya, “Abu Nawas, benar kamu menyuruh murid-muridmu menghancurkan rumah hakim itu?”
Abu Nawas menjawab, “Benar Baginda, sebabnya ialah, semalam hamba bermimpi Tuan Hakim menyuruh saya menghancurkan rumahnya sebab rumah itu sudah tidak cocok lagi dengannya, Dia mau membangun yang lebih luas Baginda.”
Baginda heran dan berkata, “Hai Abu Nawas, memangnya boleh hanya dengan mimpi kamu melakukan  sebuah perintah? Hukum darimana yang kamu pakai itu?”
Abu Nawas menjawab, “Hukum tuan Hakim sendiri, Baginda,”
“Hai Hakim, apa benar kamu punya hukum seperti itu?” Baginda bertanya.
Hakim hanya diam saja dan menunduk. Baginda pun jengkel merasa dipermainkan.
“Abu Nawas jangan membuatku bingung, coba kamu ceritakan bagaimana ceritanya?” Perintah Baginda

Baiklah Baginda,” Abu Nawas menjelaskan, “Baginda, beberapa hari yang lalu ada seorang anak muda berdagang ke kota Bagdad ini sambil membawa harta yang banyak. Pada suatu malam dia bermimpi menikah dengan putri Hakim dan membayar  mas kawinnya sekian banyak. Mimpinya itu sampai kepada Tuan Hakim. Si anak muda ini diminta mas kawinnya seperti dalam mimpi. Jelas, anak muda itu tidak terima. Di sinilah Baginda, kezaliman pak Hakim, dia merampas seluruh harta anak muda tersebut sehingga dia terlunta-lunta di kota Bagdad. Akhirnya seorang ibu penjual kopi menolongnya dan mengantarkannya kepada saya, demikian Baginda awal kisahnya.”

Baginda terkejut mendengar cerita Abu Nawas. Tapi karena ceritanya meragukan, Baginda memerintahkan membawa anak muda dari mesir tersebut ke hadapannya. Karena anak muda itu ikut dengan Abu Nawas, tetapi hanya menunggu di depan istana, dalam waktu yang singkat dia datang ke hadapan baginda.
“Hai anak muda, ceritakan kepadaku tentang kisahmu di kota ini, jangan kau tutup tutupi sedikitpun!” Perintah raja.
Anak muda tersebut menceritakan peristiwa yang menimpanya persis seperti yang diceritakan oleh Abu Nawas. Dia pun membawa saksi  yaitu pemilik penginapan tempat dia tidur dan ibu penjual kopi.

“Kurang ajar, aku ternyata telah mengangkat seorang hakim yang zalim.” Baginda raja murka dan berkata kepada hakim “Hai Hakim, sekarang juga kau dipecat, dan seluruh harta bendamu akan diserahkan kepada anak muda ini.”

Setelah perkara selesai, dan harta bendanya kembali, anak muda mendatangi Abu Nawas dengan membawa berbagai hadiah sebagai tanda terima kasih. Namun Abu Nawas berkata, “Janganlah engkau memberiku barang sesuatupun kepadaku. Aku tidak akan meneriman.” Anak muda itu semakin kagum kepada Abu Nawas. Dan kisah hidupnya dia ceritakan di negeri Mesir setelah kepulangannya. Sehingga nama Abu Nawas semakin terkenal.

Adakah hakim seperti ini di negeri kita?
Anda bisa melihatnya di televisi dan surat kabar....Andai saja ada orang seberani Abu Nawas dan sebijaksana pemimpinnya...



0 komentar:

 

Cerita dan Legenda Rakyat Dunia © 2008. Design By: SkinCorner

Wilujeng Sumping

Selamat datang di blog saya, warnanya ceria seceria kisah yang akan disajikan :D "Dalam setiap kisah selalu terselip pelajaran hidup yang berharga"
Flag Counter