Showing posts with label Dongeng. Show all posts
Showing posts with label Dongeng. Show all posts

Friday, 7 August 2015

Kisah Abu Nawas : Teka Teki Abu Nawas


Raja Harun Ar Rasyid belum juga menemukan dua rahasia alam. Para menteri yang ditanya, tak ada satupun yang dapat menjawabnya. Karena sangat penasaran, Baginda Raja memanggil Abu Nawas ke istana
"Rahasia alam apa yang baginda ingin ketahui?" tanya Abu Nawas
"Abu Nawas, aku memanggilmu karena ingin mendengar jawaban yang memuaskan hatiku tentang 2 teki-teki alam ini," jawab Baginda
"Bolehkan hamba mengetahui teka-teki tersebut, Baginda?" tanya Abu Nawas lagi.
"Pertama, dimanakah sebenarnya batas jagat raya  ciptaan Tuhan kita?" tanya Baginda.
"Di dalam pikiran kita, wahai Baginda." jawab Abu Nawas tandas tanpa dipikir panjang.
"Baginda yang mulia," lanjut Abu Nawas,"Ketidakterbatasan itu ada karena adanya keterbatasan. Allah menanamkan keterbatasan itu pada pikiran manusia. Bagaimana mungkin sebuah keterbatasan dapat memikirkan ketidakterbatasan. Oleh karena itu, manusia tidak akan pernah tahu batas dari alam jagat raya ini."

Tuesday, 28 July 2015

American Folklore : The Fighting Cocks and The Eagle

Whsiperingbooks.com
That’s it!” Black Rooster crowed to himself when he spotted Red Cock flirting with the hens again.  “I’ve had it with that impudent Rooster.  I am the Master of the Farm Yard, not him!”

Black Rooster threw back his head and crowed loudly: “Cock-a-doodle-doo!  I will fight you.”

Red Rooster turned around slowly, fluffing out every feather on his body as he moved.  “Oh yeah?  Just try it,” he replied.

The hens squawked and gabbled as the two Roosters flew toward each other.  They huddled together as the Roosters pecked and kicked and pounded one another with outstretched wings.  Feathers flew everywhere.

Saturday, 18 July 2015

Dongeng Dari Rusia (Folk tale from russia) : Prajurit yang kabur

image : http://world4.eu/
Pada zaman dahulu ada seorang petani yang mempunyai dua orang putera. Setelah dewasa, putera yang tertua masuk tentara di beri perlengkapan secukupnya. Karena rajin dan pandai, putera tertua karirnya cepat dan diangkat menjadi jenderal. 
Sementara adiknya telah menjadi dewasa pula. Dia bangga melihat kakaknya menjadi jenderal. Diapun ingin masuk tentara. Setelah diterima sebagai tentara, adiknya ditempatkan di kesatuan kakaknya. Ia sangat senang melihat seragam yang dikenakan kakaknya. Namun sebaliknya, kakaknya sangat tidak suka adiknya ada dalam kesatuannya. Dia malu kepada teman-temannya. Dia berkata kepada adiknya, "Saya tidak mau mengenal kamu, jangan mendekat!" hardiknya

Si Kabayan ngala tutut

Dina hiji poe si Kabayan di titah Nyi Iteung ngala tutut, keur deungeun sangu cenah, teu boga nanaon.
Si Kabayan Indit ka sawah bari mawa usep jeung korang. Geus nepi ka sawah, Si Kabayan neangan tempat nu mernah tuluy diuk. Nyokot usepnya clom di anclomkeun ka sawah. tuluy cicing bae nungguna tutut  nyanggut kana usep. Si Kabayan diuk teh geus lila ampir sa jamna tapi euweuh hiji oge nu nyangut

Saturday, 4 July 2015

Sakadang Kuya jeung Sakadang Monyet

image:wijias.blogspot.com
Dina hiji leuweung aya sakadang monyet jeung sakadang kuya sosobatan dalit. Kamana-mana sok babarengan wae. Hiji poe sakadang monyet ngomong ka sakadang kuya nu keur ngeueum di walungan. 
"Uya! Hanjat gera!" sakadang monyet ngajorowok tina tangkal teureup
"Embung ah panas!" jawab sakadang kuya
"eeeh..hayu urang neangan hakaneun ka huma!" ajak sakadang monyet
"Embung ah, sieun katewak." sakadang kuya nolak.
"moal atuh, kan aya uing, engke mun aya patani, ku uing nyaneh digendong." ceuk sakadang monyet ngayakinkeun.
"Moal ninggalkeun kuring nyah?"sakadang kuya nanya ngayakinkeun.
"Moal atuh, maenya ka babaturan kitu." ceuk sakadang monyet bari turun

Friday, 3 July 2015

Abu Nawas, Tertipu

Abu Nawas diminta ngejual sapi oleh isterinya ke pasar. Berangkatlah ia ke pasar membawa sapinya. Ternyata rencana ngejual sapinya ketahuan sama 3 penipu. Mereka sepakat mau ngerjain Abu Nawas. Di tengah jalan, Abu Nawas di datangin oleh salah seorang penipu itu.
"Mau jual kambing kemana Abu?" tanya orang itu
"Eh, ini bukan kambing, ini sapi. Mau dijual ke pasar," Jawab Abu Nawas sedikit heran
"Kambing kok dibilang sapi sih?"Tanya orang itu, "Gila kali ya," Ujarnya sambil pergi
Abu Nawas bengong dan bingung. Dia puterin tuh sapi, di pegang diusap terus dipukul biar bunyi.
"Ah ini sapi kok,"pikirnya

Si Kabayan : Uing budak leutik

Tatangga si Kabayan aya nu hajatan, imahna pagigir gigir. Kabeh pada diondang, ngan si Kabayan nu teu diondang ma'lum da jalma miskin. Atuh si Kabayan nu tadina geus bungah bakal dahar lauk kalahka ngegel curuk. Lantaran kesel manehna datang ka tempat hajatan, make calana kolor hungkul teu make baju. Di imah tatanggana teh  rame ku nu ondangan, si kabayan ka pipir imah nu hajat bari ngadeupan (ngameteran) tembok imah, bari ngomong, hiji, dua, tilu...terus ngadeupaan nepi ka palebah dapur.

Sunday, 21 June 2015

Kisah Jenaka : Si Kabayan meunang Saembara, kawin Jeung si Iteung

Di kampung si Kabayan aya jelema jegud katelahna si Abah Ontohod. Disebut Ontohod soteh da teu kaop nyarekan ka anak buahna teh sok bari nyebut dasar "ontohon siah" cenah. katelah bae ku urang kampung teh Abah Ontohod. Si Abah Boga parawan ngan hiji, kaasup geulis di kampungna mah ngan kulitna rada hideung, hideung santen katelahna mah, hitam manis tea. Kusabab kulitna hideung santen, anak si Abah sok dipanggilna si Iteung.

Si Iteung teh keur meujeuhna beger nyaeta keur resep ka lalaki, geus waktuna kawin cenah. Tapi si Abah embung boga minantu nu teu puguh, kudu hade, loba pamake jeung loba kabisa. Ngan teuing ku naon si Abah teh hayang boga minantu teh anu irungna seukeut. Nyeta seukeut ngambungna. Cenahmah supaya mun ulin ka huma bisa ngambeu jurig, maung, ajag jeung sasatoan lain ma'lum humana ge lega. Jadi bisa kabur samemeh di panggih jeung maung.

Thursday, 18 June 2015

Legenda Si Pahit Lidah 4 : Serunting Sakti berkelahi dengan Rie Tabing

Cendawan tumbuh tak kelihatan
tinggal sebagai kayu di hutan
Tabing kecewa bukan buatan
bagai hilang rasa ingatan

Adapun Serunting muda berbakti
pagi bangun kebun dilihati
sangat terperanjat di dalam hati
kayu pembatas hilanglah pasti

Kisah Si Pahit Lidah 3: Rie Tabing iri hati pada Serunting Sakti

Demikian Serunting lela bangsawan
hanya seorang adik perempuan
dalam dunia dua sekawan
suami Sitti Tabing bangsawan

Serunting itu tempat tinggalnya
jauh terpisah dari adiknya
di Padang Langgar letak rumahnya
rimba dan padang membatasinya

Tuesday, 16 June 2015

Dongeng dari Bima : Kisah Sangaji Ali


Konon ada sebuah negara yang dipimpin oleh seorang raja bernama Maharaja Ali. Dia mempunyai seorang isteri bernama Putri Hanan dan tiga putranya yang tertua bernama Badarsyah, yang kedua Johansyah dan yang paling kecil bernama Alisyah. Kerajaan yang dipimpinnya sangat terkenal, banyak negara yang diitaklukannya.

Maharaja Ali terkenal sebagai raja yang adil dan bijaksana. Namun kelakuan anaknya yang pertama yaitu Badarsyah sangat menjengkelkan rakyatnya. Dia selalu menggoda isteri-isteri atau anak perempuan mereka.

Karena tidak tahan lagi dengan perbuatan anak sulung raja, mereka bersepakat untuk meninggalkan negeri. Berduyun duyun mereka mendatangi pembantu raja.
“Ada apa gerangan kalin bergerombol datang kemari?” Tanya Pembantu Raja.
 “Maaf Tuanku, kami berniat untuk meninggalkan negeri ini. Kami mohon pami.” Sahut mereka
“Kenapa kalian hendak meninggalkan negeri ini? Apakah kerajaan tidak berlaku adil kepada kalian?” Tanya pembantu raja dengan terkejut.
“Tidak Tuan, kerajaan memperlakukan kami dengan baik  dan adil, namun kami tidak tahan dengan perbuatan putera sulung raja.”jawab mereka.
“Memangnya perbuatan apa yang membuat kalian kesal?”tanya pembantu raja.
“Dia suka mengganggu dan menggoda anak dan isteri kami Tuan. Kami berniat untuk keluar dari negeri ini dan mengangkat orang lain untuk menjadi raja.
“Tunggu dulu,” potong pembantu raja,”Biar saya bertemu raja dan membicarakannya, jika putera sulungnya tidak berubah terselah kalian mau meninggalkan negeri ini.” Pintanya

Maka berangkatlah pembantu raja mengahadap raja akan menyampaikankan keluhan rakyatnya.
“Apa maksud kedatanganmu?” Tanya Maharaja Ali
“Sembah Baginda, saya ingin melaporkan perilaku buruk putera sulung yang selalu mengganggu anak dan isteri rakyat. Banyak di antara mereka ingin meninggalkan negeri ini karena tidak tahan dengan perilakunya.”Lapor pembantu raja
“Benarkah itu?” Baginda terkejut.
“Benar Baginda,”jawab pembantu raja
Maharaji Ali menggeleng-gelengkan kepalanya kaget dan malu terhadap perbuatan anaknya. Setelah berpikir cukup lama ia berkata kepada pembantunya.
“Jangan biarkan rakyatku meninggalkan kerajaan ini. Biarlah aku yang meninggalkan kerajaan sebab akhlaknya adalah tanggungjawabku. Engkau gantikan diriku menjadi raja.” Perintah Maharaja Ali kepada pembantunya.

Segeralah raja berkemas-kemas hendak meninggalkan kerajaan. Rakyat berbondong-bondong mengiringi kepergian Maharaja Ali dengan rasa haru dan sedih. Mereka sebenarnya sangat mencintai sang raja.
Setelah berhari-hari berjalan, mereka bertemu dengan sekawanan perampok. Semua harta dan benda Maharaja Ali dirampas. Maharaja Ali jatuh miskin seketika. Meskipun sudah tidak mempunyai harta benda, mereka tetap meneruskan perjalanan ke arah yang tak tentu tujuan. Di tengah perjalanan, Badarsyah perutnya merasa mulas, dia pergi ke pinggir sungai melepaskan hajatnya. Maharaja Ali

tidak mengetahui hal itu, dia terus berjalan setelah jauh dia baru tersadar Badarsyah tidak ada.
"Mana Badarsyah?" tanyanya 
"tadi dia buang hajat di sungai." jawab adiknya
"Kita istirahat di sini sambil nunggu Badarsyah." ujar Maharaja Ali
Setelah lama menunggu, Badarsyah belum muncul juga. "Apa yang harus kita lakukan isteriku?" Tanya Maharaja Ali pada isterinya
"Kita lanjutkan saja perjalanan pelan-pelan, pasti Badarsyah menyusul kita."Jawab isterinya
Berangkatlah mereka meneruskan perjalanan sambil sekali-kali menengok ke belakang berharap Badarsyah muncul.
Adapun Badarsyah setelah dia menunaikan hajatnya dia kembali ke jalan semula hendak menemui keluarganya. Namun mereka semua sudah tidak ada.
"Kemana orang tuaku?" Badarsyah kebingungan.
Dia pun mengikuti jalan yang ada berharap dapat bertemu dengan keluarganya. Ketika bertemu jalan yang bercabang, dia memilih jalan berbeda yang ditempuh keluarganya. Dia berjalan terus sehingga menemukan sebuah negeri.
Badarsyah menemukan banyak hal yang baru di negeri itu. Berharap orang tuanya ada di negeri itu, dia mencari-cari ke setiap pelosok negeri itu. Karena banyak hal yang menarik hatinya, lama-lama dia mulai betah tinggal di negeri itu.

Sedangkan Maharaja Ali terus berjalan sambil berharap Badarsyah dapat menyusulnya. Namun harapannya sia-sia. 
"Sia-sia kita menunggu Badarsyah. Kita teruskan saja perjalanan. Semoga yang Maha Kuasa melindunginya."Kata Maharaja Ali.

Tibalah dia di sebuah negeri yang asing. Mereka berhenti berjalan dan melihat-lihat negeri tersebut. Mereka tercengang dengan keadaannya yang berbeda dengan negara dia yang telah ditinggalkannya. Kebetulan pula bekal mereka telah habis.
"Tinggallah di sini, aku akan mencari makanan. Siapa tahu penduduk negeri ini berbaik hati memberi kita makanan." Kata Maharaja Ali
"Daripada engkau yang pergi, lebih baik aku saja, bisa jadi ada orang yang mengenal engkau, suamiku."Jawab isterinya
"Benar juga." Maharaja Ali membenarkan.
Berangkatlah Puteri Hanin beserta kedua anaknya untuk meminta bekal kepada penduduk negeri itu. Kebetulan hari itu hari Jum'at.
"Kalian kalau minta sedekah datang saja ke masjid,"Kata salah seorang penduduk,"Semua sedekah kami telah kami serahkan ke sana. Pasti kalian akan dapat banyak."
Putri Hanin dan anaknya berangkat ke masjid mengikuti sarannya. Sesampainya di masjid, terlihat pembantu raja dan orang-orang keluar dari masjid sambil membawa berkarung-karung makanan. Putri Haninpun antri bersama para peminta-minta, demikian pula anaknya.
Pembantu raja membagi-bagikan makanan. Putri Hanin berjalan dan menerima sedekah, kedua anaknya pun mendapat jatah yang sama banyak.
Selama pembagian sedekah, keberadaan Putri Hanin tidak terlepas dari pandangan pembantu raja."Siapa wanita cantik ini?"pikirnya
Selesai pembagian sedekah, pembantu raja bertanya kepada bawahannya," Siapa wanita itu? aku belum pernah melihatnya. Cantik sekali wajahnya."
"Tidak tahu Tuan, mungkin orang kaya yang pura-pura miskin, kami juga baru melihatnya hari ini."Jawab bawahannya.
Kemudian pembantu raja pergi menghadap raja untuk melaporkan adanya wanita dan anaknya.

Bersambung Sangaji Ali 2 : Maharaja Ali terpisah dengan anaknya

Saturday, 6 June 2015

Pengaruh sebuah kisah dan dongeng terhadap perilaku anak-anak maupun dewasa

Saat mengajar kadang-kadang saya selingi dengan sebuah kisah atau dongeng. Anak anak biasanya sangat senang kalau belajar diselingi dengan dongeng, mereka terlihat lebih menikmati mendengarkan sebuah kisah atau dongeng dibanding mendengarkan pelajaran, kebetulan pelajarannya matematika :D .
Saya sih ngambil hipotesis bukan cara mendongengnya yang bagus tapi mungkin mereka menghindar dari belajar matematika yang ngejelimet, hehe. Tapi ada baiknya juga, setidaknya mereka mau mendengarkan, jadi kita bisa memasukkan nilai nilai moral disitu. 
Hampir setiap hari saya mendongeng untuk anak-anak, baik itu cerita yang singkat maupun panjang. bahkan saya pernah menceritakan kisah bersambung di kelas matematika. Bukan hanya di kelas, kebiasaan bercerita saya juga diterapkan di TK maupun majelis taklim, baik remaja, ibu-ibu maupun bapak-bapak. 

 

Cerita dan Legenda Rakyat Dunia © 2008. Design By: SkinCorner

Wilujeng Sumping

Selamat datang di blog saya, warnanya ceria seceria kisah yang akan disajikan :D "Dalam setiap kisah selalu terselip pelajaran hidup yang berharga"
Flag Counter