Thursday, 18 June 2015

Legenda Si Pahit Lidah 4 : Serunting Sakti berkelahi dengan Rie Tabing

Cendawan tumbuh tak kelihatan
tinggal sebagai kayu di hutan
Tabing kecewa bukan buatan
bagai hilang rasa ingatan

Adapun Serunting muda berbakti
pagi bangun kebun dilihati
sangat terperanjat di dalam hati
kayu pembatas hilanglah pasti



Heran hatinya bukan kepalang
duka dan sedih bercampur walang
sak di hati datang menjelang
pasti Rie Tabing membawa pulang

Kepada Tabing dia tanyakan
"Wahai Adinda coba terangkan
kayu pembatas yang kita tanamkan
siapa gerangan yang membuangkan?"

Akan Rie Tabing berdiam diri
sepatah tidak jawab diberi
Serunting melihat demikian peri
ia sudah maklum sendiri

Mengingat laku Tabing saudara
Serunting sedih tidak terkira
sepatah tidak hendak bicara
lalu berjalan dengan segera

Adapun Tabing orang yang garang
iri di hati sudah bersarang
kepada ipar menjadi berang
berhajat ia hendak menyerang

sebab dengki di dalam hati
pada iparnya bukan seperti
dibuat olah tidak berhenti
berlaku jahat buruk pekerti

Olah dicari setiap waktu
hendak berkhianat maksudnya tentu
Serunting mengetahui hatinya mutu
hidup tak dapat lagi sekutu

Olah Rie Tabing semakin sangat
bersadaraan tidak lagi diingat
Serunting pun bagai digigit ngengat
darahnya timbul terlalu bangat

Demikianlah suatu hari
Serunting marah tidak terperi
lalu ditampar ipar sendiri
Tabing membalas membela diri

Tidak berapa lama antara
lalu berkelahi dera mendera
pukul dan tinju tidak dikira
berjuang dengan sangat gembira

Serunting kuat bukan seperti
lagi pahlawan berani mati
Tabing melawan bersungguh hati
berkelahi tiada berhenti henti

Palu memalu berulang ulang
parang memarang tidak berselang
kayu dan batu berhambalang
hebatnya bukan alang kepalang

Gagah berani tangkas cekatan
keduanya sama berhati jantan
usir mengusir timur selatan
mati terlanda binatang hutan

Penat bergumul lontar melontar
kayu di hutan tumbang terhantar
berkelahi lama tidak sebentar
orang melihat hatinya gentar

Banting membanting setiap waktu
gemuruh bunyi bukan suatu
binatang hutan lari tak tentu
Takut kepada perbekelahian itu

Burung beterbangan kian kemari
tempat sembunyi lalu dicari
awan pun kuning tidak berseri
suram kelihatan rupanya hari

Siang berkelahi malam berhenti
sama mengadu ilmu yang sakti
gagahnya sama nyata terbukti
tidak yang tewas ataupun mati

Tujuh purnama sudah lamanya
segala pekerjaan ditinggalkannya
berkelahi tidak sudah sudahnya
sama perwira kedua-duanya

Di dalam hati Tabing rasakan
Serunting lebih gagah perkasa
rahsia dicari senantiasa
supaya lawan jadi binasa

Dicari rahsia satu persatu
supaya kalah musuhnya itu
kehendak Allah Tuhan Yang Satu
segalanya tidak dapat membantu

Sangatlah susah Tabing yang garang
duka hatinya bukan sebarang
Serunting bukan sebarang orang
ilmunya banyak tidaklah kurang

Serunting sakti lagi pahlawan
tidak berani makhluk melawan
baik pun jin, hantu dan hewan
jika bertemu gentar dan rawan

Bersambung

0 komentar:

 

Cerita dan Legenda Rakyat Dunia © 2008. Design By: SkinCorner

Wilujeng Sumping

Selamat datang di blog saya, warnanya ceria seceria kisah yang akan disajikan :D "Dalam setiap kisah selalu terselip pelajaran hidup yang berharga"
Flag Counter