Konon ada sebuah negara yang
dipimpin oleh seorang raja bernama Maharaja Ali. Dia mempunyai seorang isteri
bernama Putri Hanan dan tiga putranya yang tertua bernama Badarsyah, yang kedua
Johansyah dan yang paling kecil bernama Alisyah. Kerajaan yang dipimpinnya
sangat terkenal, banyak negara yang diitaklukannya.
Maharaja Ali terkenal sebagai
raja yang adil dan bijaksana. Namun kelakuan anaknya yang pertama yaitu
Badarsyah sangat menjengkelkan rakyatnya. Dia selalu menggoda isteri-isteri
atau anak perempuan mereka.
Karena tidak tahan lagi dengan
perbuatan anak sulung raja, mereka bersepakat untuk meninggalkan negeri.
Berduyun duyun mereka mendatangi pembantu raja.
“Ada apa gerangan kalin
bergerombol datang kemari?” Tanya Pembantu Raja.
“Maaf Tuanku, kami berniat untuk meninggalkan
negeri ini. Kami mohon pami.” Sahut mereka
“Kenapa kalian hendak
meninggalkan negeri ini? Apakah kerajaan tidak berlaku adil kepada kalian?”
Tanya pembantu raja dengan terkejut.
“Tidak Tuan, kerajaan
memperlakukan kami dengan baik dan adil,
namun kami tidak tahan dengan perbuatan putera sulung raja.”jawab mereka.
“Memangnya perbuatan apa yang
membuat kalian kesal?”tanya pembantu raja.
“Dia suka mengganggu dan menggoda
anak dan isteri kami Tuan. Kami berniat untuk keluar dari negeri ini dan
mengangkat orang lain untuk menjadi raja.
“Tunggu dulu,” potong pembantu
raja,”Biar saya bertemu raja dan membicarakannya, jika putera sulungnya tidak
berubah terselah kalian mau meninggalkan negeri ini.” Pintanya
Maka berangkatlah pembantu raja
mengahadap raja akan menyampaikankan keluhan rakyatnya.
“Apa maksud kedatanganmu?” Tanya
Maharaja Ali
“Sembah Baginda, saya ingin
melaporkan perilaku buruk putera sulung yang selalu mengganggu anak dan isteri
rakyat. Banyak di antara mereka ingin meninggalkan negeri ini karena tidak
tahan dengan perilakunya.”Lapor pembantu raja
“Benarkah itu?” Baginda terkejut.
“Benar Baginda,”jawab pembantu
raja
Maharaji Ali menggeleng-gelengkan
kepalanya kaget dan malu terhadap perbuatan anaknya. Setelah berpikir cukup
lama ia berkata kepada pembantunya.
“Jangan biarkan rakyatku
meninggalkan kerajaan ini. Biarlah aku yang meninggalkan kerajaan sebab
akhlaknya adalah tanggungjawabku. Engkau gantikan diriku menjadi raja.”
Perintah Maharaja Ali kepada pembantunya.
Segeralah raja berkemas-kemas
hendak meninggalkan kerajaan. Rakyat berbondong-bondong mengiringi kepergian
Maharaja Ali dengan rasa haru dan sedih. Mereka sebenarnya sangat mencintai
sang raja.
Setelah berhari-hari berjalan,
mereka bertemu dengan sekawanan perampok. Semua harta dan benda Maharaja Ali
dirampas. Maharaja Ali jatuh miskin seketika. Meskipun sudah tidak mempunyai
harta benda, mereka tetap meneruskan perjalanan ke arah yang tak tentu tujuan.
Di tengah perjalanan, Badarsyah perutnya merasa mulas, dia pergi ke pinggir
sungai melepaskan hajatnya. Maharaja Ali
tidak mengetahui hal itu, dia terus berjalan setelah jauh dia baru tersadar Badarsyah tidak ada.
"Mana Badarsyah?" tanyanya
"tadi dia buang hajat di sungai." jawab adiknya
"Kita istirahat di sini sambil nunggu Badarsyah." ujar Maharaja Ali
Setelah lama menunggu, Badarsyah belum muncul juga. "Apa yang harus kita lakukan isteriku?" Tanya Maharaja Ali pada isterinya
"Kita lanjutkan saja perjalanan pelan-pelan, pasti Badarsyah menyusul kita."Jawab isterinya
Berangkatlah mereka meneruskan perjalanan sambil sekali-kali menengok ke belakang berharap Badarsyah muncul.
Adapun Badarsyah setelah dia menunaikan hajatnya dia kembali ke jalan semula hendak menemui keluarganya. Namun mereka semua sudah tidak ada.
"Kemana orang tuaku?" Badarsyah kebingungan.
Dia pun mengikuti jalan yang ada berharap dapat bertemu dengan keluarganya. Ketika bertemu jalan yang bercabang, dia memilih jalan berbeda yang ditempuh keluarganya. Dia berjalan terus sehingga menemukan sebuah negeri.
Badarsyah menemukan banyak hal yang baru di negeri itu. Berharap orang tuanya ada di negeri itu, dia mencari-cari ke setiap pelosok negeri itu. Karena banyak hal yang menarik hatinya, lama-lama dia mulai betah tinggal di negeri itu.
Sedangkan Maharaja Ali terus berjalan sambil berharap Badarsyah dapat menyusulnya. Namun harapannya sia-sia.
"Sia-sia kita menunggu Badarsyah. Kita teruskan saja perjalanan. Semoga yang Maha Kuasa melindunginya."Kata Maharaja Ali.
Tibalah dia di sebuah negeri yang asing. Mereka berhenti berjalan dan melihat-lihat negeri tersebut. Mereka tercengang dengan keadaannya yang berbeda dengan negara dia yang telah ditinggalkannya. Kebetulan pula bekal mereka telah habis.
"Tinggallah di sini, aku akan mencari makanan. Siapa tahu penduduk negeri ini berbaik hati memberi kita makanan." Kata Maharaja Ali
"Daripada engkau yang pergi, lebih baik aku saja, bisa jadi ada orang yang mengenal engkau, suamiku."Jawab isterinya
"Benar juga." Maharaja Ali membenarkan.
Berangkatlah Puteri Hanin beserta kedua anaknya untuk meminta bekal kepada penduduk negeri itu. Kebetulan hari itu hari Jum'at.
"Kalian kalau minta sedekah datang saja ke masjid,"Kata salah seorang penduduk,"Semua sedekah kami telah kami serahkan ke sana. Pasti kalian akan dapat banyak."
Putri Hanin dan anaknya berangkat ke masjid mengikuti sarannya. Sesampainya di masjid, terlihat pembantu raja dan orang-orang keluar dari masjid sambil membawa berkarung-karung makanan. Putri Haninpun antri bersama para peminta-minta, demikian pula anaknya.
Pembantu raja membagi-bagikan makanan. Putri Hanin berjalan dan menerima sedekah, kedua anaknya pun mendapat jatah yang sama banyak.
Selama pembagian sedekah, keberadaan Putri Hanin tidak terlepas dari pandangan pembantu raja."Siapa wanita cantik ini?"pikirnya
Selesai pembagian sedekah, pembantu raja bertanya kepada bawahannya," Siapa wanita itu? aku belum pernah melihatnya. Cantik sekali wajahnya."
"Tidak tahu Tuan, mungkin orang kaya yang pura-pura miskin, kami juga baru melihatnya hari ini."Jawab bawahannya.
Kemudian pembantu raja pergi menghadap raja untuk melaporkan adanya wanita dan anaknya.
Bersambung Sangaji Ali 2 : Maharaja Ali terpisah dengan anaknya
Bersambung Sangaji Ali 2 : Maharaja Ali terpisah dengan anaknya
0 komentar:
Post a Comment