Saat mengajar kadang-kadang saya selingi dengan sebuah kisah atau dongeng. Anak anak biasanya sangat senang kalau belajar diselingi dengan dongeng, mereka terlihat lebih menikmati mendengarkan sebuah kisah atau dongeng dibanding mendengarkan pelajaran, kebetulan pelajarannya matematika :D .
Saya sih ngambil hipotesis bukan cara mendongengnya yang bagus tapi mungkin mereka menghindar dari belajar matematika yang ngejelimet, hehe. Tapi ada baiknya juga, setidaknya mereka mau mendengarkan, jadi kita bisa memasukkan nilai nilai moral disitu.
Saya sih ngambil hipotesis bukan cara mendongengnya yang bagus tapi mungkin mereka menghindar dari belajar matematika yang ngejelimet, hehe. Tapi ada baiknya juga, setidaknya mereka mau mendengarkan, jadi kita bisa memasukkan nilai nilai moral disitu.
Hampir setiap hari saya mendongeng untuk anak-anak, baik itu cerita yang singkat maupun panjang. bahkan saya pernah menceritakan kisah bersambung di kelas matematika. Bukan hanya di kelas, kebiasaan bercerita saya juga diterapkan di TK maupun majelis taklim, baik remaja, ibu-ibu maupun bapak-bapak.
Nah, karena itulah saya perhatikan ternyata dalam menceritakan sebuah kisah ataupun dongeng, ternyata bercerita itu harus menggunakan trik berbeda. Untuk anak TK dan SD, kita medongeng harus dengan enerjik, banyak gerak, dan menggunakan alat peraga . Mereka pasti menyukainya, apalagi kalau suara kita disesuaikan dengan karakter si tokoh dan suasana cerita. Cerita fiksi yang heroik sangat mereka sukai.
Berbeda dengan anak TK, anak remaja (SMP-SMA) tidak terlalu suka dengan gaya yang terlalu enerjik, atau bahasa mereka "lebay.com. Adapun jenis cerita yang disukai anak remaja adalah kisah asmara yang realistis. Misalnya kisah asmara sang pendongeng (silahkan ceritakan aja kisah cinta anda yang sedikit di dramatisir :D). Bercerita di depan anak smp atau sma rada susah. Diheboh-hebokan, lebay, datar saja tidak diperhatikan. Yang unik, mereka sangat suka dengan cerita hantu, meskipun setelahnya ketakutan.
Bercerita kepada orang tua kadang-kadang tidak perlu emosi berlebihan nilainya akan sampai. Pernah bercerita tentang sebuah kisah sedih dengan datar mereka terhanyut dengan ceritanya padahal saya sendiri yang bercerita datar. Kadangkala saya menceritakan sebuah kisah sedih merasa sedih sendiri, padahal mereka biasa2 saja. :D
Tips ini berlaku hanya untuk pendongeng amatiran, beda lagi kalau anda ingin menjadi pendongeng profesional.
Apa benar sebuah cerita itu sangat mempengaruhi moral anak?
Dalam al Qur'an pun telah disebutkan bahwasannya dalam sebuah kisah ada pelajaran yang dapat dipetik bagi orang-orang yang berakal. Ternyata kalau kita teliti sekilas, sebuah bangsa mempunyai karakter mirip dengan tokoh masa kecilnya.
Contoh: Bangsa Indonesia dari kecil dicekoki dengan cerita si Kancil. Karakter si Kancil terkenal, pintar, punya banyak akal, tapi suka mencuri. Ingatkan lagunya?
Si kancil anak anak nakal,
suka mencuri mentimun...
Nah, ga aneh karakter si Kancil melekat pada sebagian besar orang besar kita. Jadilah mereka ORANG PINTAR yang SUKA MENCURI, contohnya ya Koruptor toh? :D.
Kisah timun mas pun itu mengajarkan ingkar janji. Ketika si nenek menerima biji timun yang akan tumbuh dan isinya bayi, dia berjanji kepada raksasa akan menyerahkan anaknya itu jika sudah berusia 17 tahun, eh malah disuruh kabur. Ya itu, melekat ke sebagian politikus kita, sebelum punya jabatan pada dekat sama rakyat dan umbar janji, udah dapat mah pada kabur entah kemana.
Bandingkan dengan kisah Amerika (eeeit, bukan belain amerika loh, hanya perbandinga aja :D), Mereka dicekoki dengan cerita Superman, Batman, Star Trek yang berbau tekhnologi. itu membekas pada karakter mereka yang berbau ilmiah dan tekhnologi, jadilah mereka negara AdiKuasa di bidang tekhnologi dan lain-lain. Coba bandingkan kisah Timun Mas dengan Beauty and the Beast. Si Timun Mas kabur dari raksasa, si Beauty malah menepati janjinya datang ke The Beast si Manusia Singa. Mungkin kalau Timun Mas ga kabur, bisa jadi itu raksasanya berubah jadi pangeran :D
Kesimpulannya, pilih2lah dalam menceritakan sebuah kisah pada anak, karena itu akan melekat kuat dalam ingatannya, bahkan bisa menjadi sebuah inspirasi baginya.
selamat mendongeng :)
Sumber image : justjared.com (beauty and the beast), indoanswer.com (Ka Rico), folktalesnusantara.blogspot.com (timun mas)
Bercerita kepada orang tua kadang-kadang tidak perlu emosi berlebihan nilainya akan sampai. Pernah bercerita tentang sebuah kisah sedih dengan datar mereka terhanyut dengan ceritanya padahal saya sendiri yang bercerita datar. Kadangkala saya menceritakan sebuah kisah sedih merasa sedih sendiri, padahal mereka biasa2 saja. :D
Tips ini berlaku hanya untuk pendongeng amatiran, beda lagi kalau anda ingin menjadi pendongeng profesional.
Apa benar sebuah cerita itu sangat mempengaruhi moral anak?
Timun Mas |
Contoh: Bangsa Indonesia dari kecil dicekoki dengan cerita si Kancil. Karakter si Kancil terkenal, pintar, punya banyak akal, tapi suka mencuri. Ingatkan lagunya?
Si kancil anak anak nakal,
suka mencuri mentimun...
Nah, ga aneh karakter si Kancil melekat pada sebagian besar orang besar kita. Jadilah mereka ORANG PINTAR yang SUKA MENCURI, contohnya ya Koruptor toh? :D.
Kisah timun mas pun itu mengajarkan ingkar janji. Ketika si nenek menerima biji timun yang akan tumbuh dan isinya bayi, dia berjanji kepada raksasa akan menyerahkan anaknya itu jika sudah berusia 17 tahun, eh malah disuruh kabur. Ya itu, melekat ke sebagian politikus kita, sebelum punya jabatan pada dekat sama rakyat dan umbar janji, udah dapat mah pada kabur entah kemana.
beauty and the beast |
Kesimpulannya, pilih2lah dalam menceritakan sebuah kisah pada anak, karena itu akan melekat kuat dalam ingatannya, bahkan bisa menjadi sebuah inspirasi baginya.
selamat mendongeng :)
Sumber image : justjared.com (beauty and the beast), indoanswer.com (Ka Rico), folktalesnusantara.blogspot.com (timun mas)
0 komentar:
Post a Comment