Saturday, 18 July 2015

Dongeng Dari Rusia (Folk tale from russia) : Prajurit yang kabur

image : http://world4.eu/
Pada zaman dahulu ada seorang petani yang mempunyai dua orang putera. Setelah dewasa, putera yang tertua masuk tentara di beri perlengkapan secukupnya. Karena rajin dan pandai, putera tertua karirnya cepat dan diangkat menjadi jenderal. 
Sementara adiknya telah menjadi dewasa pula. Dia bangga melihat kakaknya menjadi jenderal. Diapun ingin masuk tentara. Setelah diterima sebagai tentara, adiknya ditempatkan di kesatuan kakaknya. Ia sangat senang melihat seragam yang dikenakan kakaknya. Namun sebaliknya, kakaknya sangat tidak suka adiknya ada dalam kesatuannya. Dia malu kepada teman-temannya. Dia berkata kepada adiknya, "Saya tidak mau mengenal kamu, jangan mendekat!" hardiknya

Ketika Jenderal itu mengadakan jamuan makanan, adiknya disuruh menjadi penjaga rumah. Banyaklah tamu yang datang para pejabat kerajaan dan para jenderal. Mereka pesta pora di rumah Jenderal. Adiknya sendiri tidak diberi makanan, dia hanya menjaga sambil melihat para tamu yang pesta pora. Si penjaga merasa sedih melihat abangnya yang pesta pora tapi dirinya dilupakan. Menangislah dia.

Lewatlah seorang wanita, isteri salah seorang dari tamu penting. kemudian bertanya, "Kenapa kamu menangis?"
"Karena abang saya, jenderal itu bersenang senang, sedang saya dibiarkan saja. Ia tidak mau mengenal saya," jawab prajurit itu

Wanita itu pergi dan menyampaikan cerita adiknya kepada Jenderal. Sang jenderal merasa malu dan semakin marah kepada adiknya. 
Keesokan harinya, Jenderal memerintahkan agar adiknya ditangkap dan dicambuk 100 kali. Prajurit itu menjadi sangat takut dan pada malam hari dia kabur keluar dari istana. Terus berjalan tanpa arah hingga masuk ke dalam hutan. Dia berpikir lebih baik tinggal di hutan, makan buah-buahan daripada tinggal di istana bersama kakaknya yang membencinya. Berhari-hari dia tinggal di dalam hutan. 

Pada suatu hari, Raja negeri itu hendak berburu, diiringi oleh para pengawalnya. Di tepi hutan, raja melihat  seekor, maka diburunya rusa tersebut. Rusa itu berlari masuk hutan, namun raja tetap mengejarnya sampai hutan. Makin lama, raja semakin masuk ke dalam hutan dan tersesat. Para pengiringnya tidak mampu menemukan raja. 

Berhari-hari raja berjalan di dalam hutan mencari jalan keluar namun tidak juga ketemu. Hingga suatu hari dia mendengar orang yang sedang bernyanyi, bergegaslah ia menuju suara nyanyian tersbut. Terlihat olehnya seorang prajurit yang sedang bernyanyi diatas batu. 
"Selamat siang prajurit,"Sapa Sang Raja
"Selamat siang,"Jawab prajurit, "Kak dari mana?"
"Saya pegawai istana, "Jawab Raja, "Saya tersesat di hutan ini waktu berburu. Tunjukanlah jalan keluar dari tempat ini."
Jawab prajurit, "Saya mau mengantarkan kau keluar, tapi tidak saat ini. Soalnya sudah sore, sebentar lagi gelap,  besok saja. Kau tak akan sampai ke kota. Tidulah dulu di hutan malam ini."
Dalam hatinya raja tidak mau. Tapi ia tidak dapat berbuat apaapa.
"Alangkah senangnya kalau ada tempat untuk bernaung," katanya
"Marilah kita lihat, "jawb si Prajurit ,"Siapa tahu ada gubuk sekitar sini."
Prajurit naik ke atas pohon yang tinggi, dia melihat ke berbagai arah. Ia melihat ada cahaya dari kejauhan berkerlap kerlip.
"Mari kita pergi ke tempat itu, "Katanya kepada raja, "Barangkali kita dapat menginap di tempat itu malam ini."
Ketika mereka berjalan, raja bertanya, "Dari kesatuan apa kamu?"
"Saya tidak memiliki kesatuan, saya kabur dari kesatuan." jawab prajurit
"Oh begitu, kenapa kamu kabur?" Tanya raja
Prajurit lalu menceritakan kisahnya tentang bagaimana kakaknya yang seorang jenderal berlaku sewenang-wenang kepadanya, hingga dia melarikan diri. 
Sesampainya mereka berdua di tempat itu, terdapatlah disana sebuah gubuk kecil. Mereka ketuk pintunya, lalu masuk. Di dalam gubuk itu terdapat seorang nenek-nenek yang sangat buruk tampangnya sedang duduk di dekat perapian. ketika mereka  berdua masuk, nenek itu memandangnya dengan raut muka yang menunjukan kemarahan.
"Dapatkah nenek memberi sedikit makanan pada kami berdua?" tanya prajurit itu, "Untuk kami tidur cukup di gudang saja."
"Saya tidak mempunyai makanan, "Jawab nenek dengan ketus.
"Nenek bohong!" kata prajurit itu, "Saya mencium bau daging yang sedang digoreng."
Dihampirinya tungku, diambilnya sepotong daging panggang.
Di ruang sebelah belakang ia menemukan makanan cukup banyak untuk sepasukan prajurit, Di tempat lain didapatinya berbagai minuman keras. Mereka makan dan minum sepuasnya, kemudian pergi ke gudang untuk tidur. 
"Ada sesuatu yang mencurigakan di tempat ini, "Kata prajurit itu. "sebaiknya kita jaga bergiliran."
Giliran pertama jatuh pada raja dan si prajurit meminjamkan pedang kepadanya. Tetapi raja tidak dapat menahan kantuknya. Ia tertidur dan terjatuh ke lantai mendengkur dengan kerasnya. 
Prajurit itu mengeluh, "Kalau ia menjadi prajurit di kesatuan saya, ia tidak dapat menjadi penjaga."
Diambilnya pedang itu lalu ia sendiri menjaga. Beberapa waktu kemudian ia mendengar ada orang-orang bercakap cakap, tertawa-tawa dan berteriak. Perampok-perampok penghuni gubuk itu telah pulang kembali. 
"Ada berita apa Nenek Tua?" teriak mereka
"Kita mempunyai dua orang tamu,"Jawab si nenek. "Mereka telah memakan makanan kalian dan sekarang tidur di gudang."
"Akan saya liat tamu itu,"Kata salah seorang perampok sambil mengambil pisau untuk membunuh raja dan prajurit. Tetapi baru saja kepalanya muncul di pintu gudang, prajurit dengan sigap membunuhnya lalu menyeret badannya ke dalam gudang. Perampok lain menunggu kedatangannya. karena lama tidak muncul, seorang perampok pergi ke gudang sambil membawa senjata tajam. Nasibnya sama dengan perampok pertama, dia dipancung oleh prajurit. Demikian perampok yang lain. Pemimpin mereka adalah yang terakhir mengalami nasib yang malang itu. Setelah yakin semua perampok telah dibunuhnya, prajurit itupun tidur dengan nyenyaknya. 

Keesokan harinya raja bangun lebih dahulu. Dia kaget melihat ada banyak kepala dan tubuh perampok bergelimpangan. Lalu dibangunkannya prajurit.
"Apa yang kau lakukan semalam?"tanya raja
Prajurit lalu menceritakan segala pengalamannya di waktu malam, dan ia menyalahkan raja yang telah tertidur saat jaga. Kemudian mereka keluar dari gudang dan mendapatkan si nenek.
"Jadi kau ini anggota komplotan perampok. Tunjukan dimana mereka menyembunyikan harta rampasannya?"
Nenek gemetar karena takut. dengan tubuh menggigil dia menuju tempat penyimpanan harta. Semua hasil rampokan itu tersimpan di dalam kota. Di dalamnya terdapat emas sampai berlimpah limpah. Prajurit lalu memasukan emas sebanyak-banyaknya ke dalam sakunya dan berkata kepada raja, "Ambillah bagianmu!"
"Saya tidak membutuhkannya,"Jawab raja. "Ambillah bagianku jika kau mau."
Prajuritpun lalu mengisi kantung yang dibawanya dengan emas. Mereka tinggalkan gubuk itu dan setelah berjalan agak laama, sampailah mereka di jalan menuju kota. Di tempat ini mereka berpisah. Sebelum berpisah, raja berkata kepada prajurit, "Terima kasih  kawan, datanglah ke istana kapan-kapan dan temukan saya."
"Mana berani saya datang, saya kan prajurit yang melarikan diri,"Jawab prajurit itu,
"Jangan khawatir, saya menjadi kesayangan raja. Dan saya dapat membujuk beliau untuk melindungimu. Datanglah besok ke istana ya!"
"Baiklah kalau begitu," Jawab prajurit itu
Segera setelah raja tiba di istana, ia memerintahkan istana untuk bersiap-siap menerima tamu seorang prajurit. Mereka menyambutnya sebagai seorang jenderal. 
Ketika prajurit itu tiba di istana keesokan harinya, semua penjaga gapura bersiap-siap menghormatiknya secara militer dengan segala kebesarannya. 
Prajurit itu tercengang.
"Siapakah yang kau hormati?"Tanyanya kepada pemimpin pasukan
"Tuan sendiri, "Jawabnya
Prajurit itu mengambil segenggam koin emas dan dibagi bagikannya kepada para pengawal. Uang emas yang telah diberikannya itu demikian banyaknya sampai ia sendiri menjadi bingung karenanya. 
"Pengawal raja itu rupanya telah menyiarkan kabar angin,"Katanya dalam hati, "ia telah mengatakan bahwa aku banyak uang."
Ketika ia tiba di halaman dalam istana, ia langsung disambut oleh raja. segera ia dikelilingi oleh perwira-perwira tinggi dan jenderal-jenderal, di antaranya abangnya sendiri. Raja sendiri berada paling depan.
"Oh, apakah gerangan yang telah saya perbuat?" Kata prajurit dalam hati dengan susah. "Apa yang akan mereka lakukan terhadap saya?"
Tetapi ternyata Sang Raja mengelu-elukannya kepada semua orang yang hadir dikatakannya betapa beraninya prajurit itu.
"Karena kau telah menunjukan kesanggupanmu sebagai pahlawan dan telah menolong saya, kau saya angkat menjadi jenderal."
Untuk menghormatinya maka genderang dibunyikan sangat riangnya. Mereka semua merasa senang. Kecuali jenderal, abang prajurit karena perbuatannya terhadap adiknya yang sewenang wenang, Raja menurunkan pangkatnya menjadi seorang prajurit sebagai hukumannya.

0 komentar:

 

Cerita dan Legenda Rakyat Dunia © 2008. Design By: SkinCorner

Wilujeng Sumping

Selamat datang di blog saya, warnanya ceria seceria kisah yang akan disajikan :D "Dalam setiap kisah selalu terselip pelajaran hidup yang berharga"
Flag Counter