"Maha Suci Allah, Tuhanku tidak bisa dicapai oleh penglihatan,"Jawab Abu Hanifah
"Apakah engkau pernah mencium, mendengar, mengusap atau mencicipinya?" Tanyanya lagi
"Maha Suci Allah, Dia tidak sama dengan makhluk apapun, tetapi Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar." Jawab Abu Hanifah
"Kalau Anda tidak pernah melihatnya, tidak pernah mendengar suaranya, tidak pernah mencium baunya, darimana Anda bisa membuktikan tuhanmu itu ada?"Si Atheis mencecarnya.
Imam Abu Hanifah mulai gondok, tapi beliau menahannya. Kemudian bertanya, "Apakah kamu pernah melihat akalmu?"
"Tidak."Jawab si Atheis
"Apakah kamu pernah mendengar suara akalmu? menyentuhnya atau menciumnya?"tanya Abu Hanifah lagi.
"Tidak, aku tidak bisa mendengar akalmu, atau menciumnya."Jawab Atheis
"Apakah kamu punya akal (waras), atau kamu tidak punya akal(Gila)?"Abu Hanifah mencercanya
"Ya pasti saya berakal,"tegasnya
"Apakah kamu punya akal?"Tanya Abu Hanifah
"Ya saya punya akal"Jawab si Atheis dongkol
"Apalagi Zat Allah subhanahu wata'ala pasti adanNya, meskipun indera kita tidak dapat mencapainya." Tegas Imam Abu Hanifah.
0 komentar:
Post a Comment