Konon hiduplah seorang laki-laki yang memiliki tiga orang putera. Ketiganya sangat malas dan tidak mau bekerja. Suatu hari laki-laki tua itu sakit keras. Karena merasa ajalnya sudah dekat, ia membagikan hartanya kepada tiga anak-anaknya.
Akan tetapi, tidak lama kemudian lelaki tua itu sembuh dari sakitnya. Dia bermaksud mengambil kembali harta yang telah dibagikan kepada putera-puteranya. Tetapi mereka tidak mau mengembalikannya. Mereka menggunakan harta itu untuk berjudi, minum-minuman keras dan berpesta pora. Berkali-kali lelaki tua itu memberikan nasehat, tapi malah mereka mencelanya.
Akhirnya, sang ayah sudah tidak tahan lagi. Ia pergi ke rumah temannya dan menceritakan semua hal yang terjadi dengan dirinya. Temannya sangat sedih melihat kondisi lelaki tua tersebut karena ia tahu bagaimana ayah tiga putera itu telah bekerja keras untuk mengumpulkan harta kekayaannya. Ia berpikir selama beberapa waktu dan berkata, "Aku punya sebuah rencana. Beritahu anak-anakmu bahwa beberapa tahun yang lalu aku sempat meminjam sejumlah uang darimu tetapi sampai hari ini belum bisa mengembalikan uang tersebut. sekarang, setelah bisnisku membaik, aku ingin sekali membayar utangku kepadamu. Aku akan datang ke rumahmu dengan membawa beberap kantung yang berat. katakan kepada putra-putramu bahwa mereka boleh memiliki kantung-kantung itu setelah kau meninggal dunia. kita akan lihat apa yang akan terjadi selanjutnya."
Beberapa hari kemudian, teman sang ayah datang berkunjung dengan tiga orang pelayan yang masing-masingnya membawa kantung yang sangat berat.
"Temanku, katanya kepada lelaki tua itu. "Maafkan aku karena tidak mengembalikan uangmu sedemikian lama. Di dalam kantung ini terdapat seribu koin perak. Aku mengembalikan utangku sebesar lima ratus koin perak dan lima ratus koin lainnya adalah hadiah atas kebaikan hati dan pertolonganmu."
Ketiga putra lelaki tua itu sangat senang mendengar hal ini. Mereka sangat yakin ayah mereka akan membagi rata uang tersebut untuk mereka seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Ketiga putra tersebut menjadi sangat gelisah karena ingin menyenangkan hati ayahnya, sehingga mereka bersaing.
"Bagaimana kalau aku mengambilkan sebuah syal untuk ayah?" kata salah seorang putranya. "Sepertinya angin dingin akan datang."
Bagaimana kalau aku menemani ayah malan ini?" tanya putranya yang kedua. "Ayah terlalu sering sendirian."
Apa ayah ingin aku mengambilkan makanan untuk ayah?" Pinta putra ketiganya.
Lelaki tua itu tersenyum. "Anak-anakku, kalian memang putra yang baik. Sebagai imbalan atas kebaikan kalian, aku akan mewariskan semua uang ini untuk kalian. Setelah kematianku kalian boleh menggunakannya sesuai keinginan kalian."
Satu tahun kemudian, lelaki tua itu jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Ketiga putranya itu bergegas mendekati kantung-kantung itu dan membukanya dengan penuh semangat. Ternyata ketiga kantung tersebut tidak berisi uang tetapi dipenuhi dengan batu-batuan.
Awalnya mereka merasa sangat marah. Namun, ketika ketiganya memikirkan perkara tersebut, anak-anak itu mengakui kalau telah menerima apa yang patut mereka dapatkan.
0 komentar:
Post a Comment