Thursday, 11 June 2015

Legenda Rakyat : Asal Usul Kota Cianjur

Kota Cianjur
Jaman dahulu di daerah Jawa Barat ada seorang lelaki yang terkenal sangat kaya. hampir semua tanah  pertanian di daerah tersebut dikuasai oleh orang tersebut. Sehingga penduduk yang lain hanya menjadi buruh. Sayangnya, lelaki tersebut sangat kikir makanya dijuluki si Kikir.

Si Kikir punya seorang anak. Beda dengan bapaknya, si anak ini berwatak baik dan dermawan. Dia suka membantu penduduk desa dengan sembunyi sembunyi.

Suatu hari, si Kikir mau ngadain acara syukuran. Dia mengundang para penduduk desa. Menurut anggapan mereka, kalau ngadain syukuran pasti besar-besaran, jamuannya banyak beraneka ragam makanan, maklum orang kaya. Dasar orang kikir, ternyata si Kikir hanya nyiapin makanan yang sederhana aja, jumlahnya cuma sedikit. Banyak warga desa yang ga kebagian makanan. mereka hanya mengelus dada melihat kelakukan si Kikir yang benar-benar kikir.


"Dasar pelit! kalau ga sanggup nyiapin makanan ngapain juga ngadain syukuran. Buat apa tuh hartanya yang banyak ga ada artinya!"
"Ga bakalan berkah tuh hartanya,"
Penduduk desa pada ngedumel, kesel dengan sikap Pak Kikir yang bener bener kikir. Pada saat selametan, datanglah seorang nenek-nenek miskin minta sedekah. 
"Tuan, kasihani saya Tuan, beri saya sesuap nasi....". rintih si nenek
"Apa? kau minta sedekah? enaknya aja, aku cape cape ngumpulin harta kau tinggal minta," Hardik si Kikir. 
"Tuan, berilah saya meskipun sedikit, Harta tuan kan banyak tidak akan habis hanya gara-gara memberi saya sesuap nasi..."! 
"Pergi sana..berani-beraninya kau ceramahi aku." bentak Pak Kikir 
Si nenek akhirnya pergi juga sambil menitikkan air mata.
Anak pak kikir melihat kejadian itu dari dalam rumah. Dia merasa kasih melihat si nenek yang kelaparan. Dengan diam-diam dia datangi si nenek dengan membawa nasi dan lauk-pauknya.
"Nek...tunggu!" panggilnya. kemudian ia memberi makanan itu kepada si Nenek. 
Si nenek segera memakan makanan itu dengan lahapnya. Setelah memberikan makanan, Anak pak Kikir segera pamit pulang takut ketahuan ayahnya. si Nenek pun mengucapkan terima kasih berkali kali. Diapun melanjutkan perjalanannya keluar dari desa tersebut. sesampainya di daerah yang tinggi dia menengok ke arah desa. Dari situ dia bisa melihat keadaan desa tersebut. Sawah pak Kikir yang membentang luas, gedung tinggi milik pak kikir jomplang dengan keadaan penduduk desa lainnya yang masih terlihat kumuh. Muncul rasa marah si nenek melihat keserakahan pak Kikir.

"Hai pak Kikir, ingatlah kau. keserakahanmu pasti akan menenggelamkanmu,!" Sumpahnya sambil menancapkan tongkat di tanah kemudian keluarlah dari lobak bekas tongkatnya air yang sangat deras mengalir ke arah desa. 
Melihat air deras dari arah bukit yang tiba-tiba, penduduk desa berteriak," Banjir, banjir'!
mereka kalangkabut menyelamatkan diri. Anak si kikir segera keluar rumah, dan berteriak-teriak ke arah penduduk agar segera meninggalkan rumah..
"Ayo segera tinggalkan rumah, sebelum airnya tinggi!" perintahnya
"Bagaimana dengan harga kita?" tanya penduduk
"Kamu pilih nyawa apa harta? ayo segera naik ke bukit!"
Semua penduduk desa berlarian ke arah bukit tanpa menghiraukan lagi harta bendanya. Anak si kikir teringat ayahnya yang sedang di rumah. segera dia pergi ke rumahnya yang sudah mulai tergenang air. 
"Ayah, segera tinggalkan rumah, sebentar lagi tenggelam." panggilnya
"Aku akan ambil kotak perhiasan di bawah dulu. aku tak akan pergi tanpa harta jerih payahku," jawabnya
"Ayah, ga akan cukup waktu,! teriak anak pak petani
tapi terlambat, pak kikir sudah masuk ke ruang bawah tanah mengambil harta perhiasannya yang sudah dikumpulkannya.  karena tak ada waktu lagi, anak pak kikir segera menyelamatkan diri ke bukit yang tinggi berkumpul dengan penduduk desa lainnya yang telah duluan sampai. Sedangkan pak kikir tenggelam beserta harta kekayaan yang dia bangga banggakan.

Melihat desanya yang tenggelam, penduduk desa merasa sedih. Mereka akhirnya sepakat untuk mencari daerah lain untuk memulai kehidupan baru. setelah menemukan daerah baru, anak pak kikir yang dituakan oleh mereka membagi-bagi tanah secara merata dan mengajarkan mereka bagaimana menanam padi dengan baik. Penduduk desa sangat menghormati anak pak kikir dan mengangkatnya sebagai kepala desa. Mereka semua menerima setiap anjuran dari kepala desa. Lama kelamaan desa mereka semakin berkembang menjadi kota kecil yang dikenal dengan sebutan CIANJUR. Ci artinya cai, karena sisitu melimpah. ANJUR dari kata ANJURAN. yaitu nasehat dari pimpinan mereka yang dijadikan pedoman oleh penduduk dalam mengolah sawah. Sampai ini daerah tersebut terkenal dengan nama Cianjur dan terkenal dengan berasnya, Beras Cianjur yang wangi, enak dan gurih. 






0 komentar:

 

Cerita dan Legenda Rakyat Dunia © 2008. Design By: SkinCorner

Wilujeng Sumping

Selamat datang di blog saya, warnanya ceria seceria kisah yang akan disajikan :D "Dalam setiap kisah selalu terselip pelajaran hidup yang berharga"
Flag Counter