Jikalau Baginda beristeri pula
disanalah kasih mabuk dan gila
kepada orang muda lena
hancur hatiku tidak berkala
Tidaklah tidur tuan puteri
keluh kesah seorang diri
fajar menyingsing seorang diri
bangun baginda dua laki isteri
Sudah bersiram Baginda memakai
cantik menjelis tidak berbagai
bertajuk bunga manikam setangkai
sudah santap berangkat ke balai
Di hadap raja-raja hulubalang menteri
penuh sesak dagang santri
adapun puteri Laela Sari
tukang emas disuruhnya cahari
Puteri memanggil dayang keempat
segeralah datang bertimpuh rapat
khidmat menyembah tangan diangkat
Tuanku patik apakah hajat
Tersenyum bertitah Tuan Puteri
Ayuhai dayang pergilah diri
emas perbuat kipas bestari
bertatah intan cahaya berseri
Dayang wai demikian diri berkata
bawalah emas intan serta
perbuat seperti maksud beta
kipas emas bertatah permata
Rumaikan manikam intan mutiara
selengkapnya pakaian anak dara-dara
hubaya hubaya jangan berhuru hara
beta kehendakkan dengan bersegera
Dayang bestari yang sangat petah
emas disambut khidmat menyembah
pada tukang emas dijunjungkan titah
suruh kerjakan segera sudah
Tukang emas pulang ke rumahnya
titah puteri dikerjakannya
tiga hari keempatnya
sudahlah pakaian dengan selengkapnya
Tuan puteri tidaklah tetap
gundah gulana hati tak sedap
tukan emas masuk menghadap
kipas pakaian dipersembahkan lengkap
disambut puteri suka dan ria
dipanggilnya dayang empat sebaya
dayang wai pergi apalah diri
masuk ke kampung hulubalang menteri
Diri berniaga berjual beli
pakaian ini tunjukan diri
pakaian ini diri jualkan
harganya jangan diri putuskan
Siapa berkehendak diri dapatkan
pakaian jangan diri berikan
dayang wai pandang diri selidiki
jikalau ada orang yang molek cantik
Dari rupaku terlebih molek
hendaklah mika segera berbalik
jikalau dayang dapat demikian
barang kehendak kami melayan
Aku lebihkan dari dayang sekalian
dipersalin dengan segala pakaian
dayang keempat kami lebihkan
penghulu istana kami jadikan
jikalau sampai kami maksudkan
isi istana beta serahkan
dayang tu sahaja orang andalan
keempatnya menyembah mohon berjalan
Sekalian bertemu diambilkan taulan
bersahabat handai berkenal kenalan
Dayang tu menjelah pitah masyak
segenap kedai singgah duduk
sebilang kampung dayang tu mabuk
lakunya seperti orang yang mabuk
Hamba sahaya perdana menteri
mudan dan tua datang berlari
apa dijual dayang kemari
dagangan tidak dikeluari
Dayang keempat tertawa suka
tersenyum bermadah bermeka-meka
apa faedah hendak dibuka
bukannya patut sepadannya mika
Bermadah pula orang disitu
kakak wai apa dijual itu
khabarkan jua supaya tentu
hendak dilihat barang suatu
Sahaya tak layak membeli harta
mari dibawa pada tuan beta
dayang tertawa seraya berkata
bawalah sahaya pergi serta
Ditunjukkan dayang suatu gelang
heran tercenganng segala memandang
perbuatannya indah bukan kepalang
segeralah ia berlari pulang
Duduk menyembah seraya berkata
maukah tuan membeli harta
dayang ke luar dalam kota
berjual pakaian indah permata
Setelah didengar anak menteri
sukacita tidak terperi
serta berkata pergilah diri
dayang tu segera bawa kemari
Seketika dayang pergi keluar
dibawanya dayang empat sebanjar
dipandangnya orang duduk berbicara
serta membeli hendak ditawar
Berkata dayang molek kelakuan
tidaklah boleh ditawari tuan
pakaian Puteri Lela Bangsawan
harganya tidak berketahuan
jikalai dihargakan ke bawah duli
harganya putus beli sekali
Sungguhpun dayang berkata-kata
sekaliannya habis dipandangnya rata
seorang tak manis kepada mata
tidak berkenan di dalam cita
Dayang bermohon minta diri
masuk ke kampung hulubalang menteri
segenap kampung dayang mencahari
tidak dapat maksud puteri
Berjalan dayang segenap tempat
ratalah kampung tidak dapat
penat berjalan dayang keempat
seorangpun tidak sempurna sifat
dayang berkata sama-sama sendiri
coba ke kampung dagang santeri
lelah berjalan kesana ke mari
baik disitu kita mencahari
Berjalanlah dayang sekaliannya rata
membawa pakaian lengkap semata
orang memandang sekaliannya berkata
pakaian bukan sepadan kita
Masuk kampung dagang santeri
seorang pun tidak menawari
setengah berkata herankan diri
apa kekurangan raja yang bahari
Maka berjual pakaian yang ghani
kami melihat pun tidak berani
bukannya layak membeli begini
emas ditatah intan yang seni
Dayang pun masuk kampung saudagar
berlapis-lapis sasak dan pagar
jalannya sulit terlalullah sukar
didalamnya bermain sorak bertagar
Bersambung ke Syair Bidasari 7 : Dayang menjual Kipas Emas ke Bidasari
0 komentar:
Post a Comment