Friday, 16 December 2016

Asal Mula Air Zam Zam & Ibadah Sai

Makkah





Air Zam Zam tak habis-habisnya di konsumsi meskipun dalam waktu bersamaan oleh jutaan orang, contohnya peristiwa haji. Allah memberi keistimewaan pada sumur Zam Zam. Selain kisah Air Zamzam, tersebut juga asal mula ibadah Sa'i dan pembangunan Ka'bah. Simak cerita berikut ini!!!

Nabi Ibrahim A.s membawa Siti Hajar A.s dan puteranya (Isma'il As) yang masih menetek  ke Makkah dan ditempatkan di dekat Ka'bah  di bawah  suatu pohon yang besar di atas zam zam di sebelah atas dari Masjidil Haram (sebelum dibangun), yang mana ketika itu di Makkah belum ada manusia atau air. Hanya ditinggali kantong tempat kurma dan setempat air untuk diminum, kemudian berjalan terus, maka dikejar oleh Siti Hajar.

Siti Hajar : "Hai Ibrahim, kemanakah kau akan pergi? dan kau tinggalkan kami di lembah yang tidak ada manusia ini?"
pertanyaan di ulang beberapa kali oleh Siti Hajar, tetapi Nabi Ibrahim As  tidak menjawab atau menoleh kepadanya, hingga ditanya "Apakah Allah yang menyuruh kamu demikian?"
"Ya". Jawab Nabi Ibrahim As.
Siti Hajar : "Kalau begitu Allah tidak akan menyia-nyiakan kami."


Kemudian ia kembali melihat anaknya, dan Nabi Ibrahim berjalan terus hingga sampai ke belokan Tsaniyah di tempat yang tidak terlihat oleh Siti Hajar. maka ia menghadap ke arah Ka'bah dan berdoa sambil mengangkat kedua tangannya : "Ya Robbi inni askantu min dzurriyati biwadi ghoiri dzi zar'in inda baitikal muharram, robbana liyuqimusholata faj'al af'idatan minannasi tahwi ilaihim warzuqhum minastamarati la 'allahum yasykurun. ( Ya Allah saya telah menempatkan anak cucuku di lembah yang kering di dekat rumahmu yang mulia, ya Tuhan semoga mereka tetap mendirikan sembahyang, maka jadikan hati orang-orang condong ke sana, dan berikan mereka buah-buahan supaya mereka bersyukur). 

Siti Hajar lalu menyusui Nabi Isma'il As dan minum dari air yang ada hingga habislah air yang di dalam tempat, dan mulai terasa haus dan Nabi Ismail pun kehausan. dan ketika ia melihat putranya berbalik-balik, ia tidak tahan melihatnya, maka ia pergi naik ke atas Shofa hingga apabila telah sampai ke lembah agak keras jalannya walau bagaikan yang memaksa diri, hingga naik ke atas Marwah dan berdiri di atasnya untuk melihat kalau-kalau ada orang, tetapi tidak melihat seorangpun. kemudian turun dari Marwah hingga apabila telah sampai lembah agak keras jalannya walau memaksa diri, hingga naik di atasnya Shofa dan berdiri di atasnya melihat kalau-kalau ada orang, tetapi tidak melihat seorang pun. demikianlah perbuatannya diulang-ulang sampai tujuh kali (Sebab inilah mengapa Sa'i berjalan tujuh kali antara Shafa dan Marwah). Dan ketika naik di Marwah untuk ketujuh kalinya, tiba-tiba ia mendengar suara maka ia tegur dirinya : "Diam!"
Kemudian dieprhatikan terdengar pula suara itu, maka Siti Hajar berkata : "Suaramu telah terdengar, kalau-kalau engkau ada membawa air tolonglah kami."

Tiba-tiba Malaikat mengorek di dekat kakinya dengan telapak kakinya ke tanah hingga keluarlah sumber air. Maka segera Siti Hajar berusaha membatasi air dan menyeduknya untuk mengisi timbanya, dan air terus menyembur dengan derasnya. Maka minumlah Siti Hajar dan menyusui anaknya.

Malaikat pun berkata: "Kamu jangan kuatir sia-sia dan kecewa. Karena di sini ada Baitullah yang akan dibangun oleh puteramu ini bersama ayahnya dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya.”
Ka’bah ketika itu masih merupakan tanah yang agak tinggi dimana tiap air bah melanda di daerah itu, jalan di kanan kirinya.
Kemudian tiba di situ suatu rombongan dari suku Jurhum yang  datang dari arah Kada’ dan berhenti di kota bahwa Makkah. Kemudian mereka  melihat ada burung.
Mereka berkata dengan keheranan : “Ini burung menunjukan tanda adanya air, padahal sepanjang pengetahuan kami di sini tidak ada air.”
Maka diutuslah beberapa orang penyelidik yang akhirnya bertemu dengan Siti Hajar yang berada di dekat air itu. Utusan pun kembali memberitahu apa yang dilihatnya kepada rombongan. Maka semua rombongan berangkat ke tempat Siti Hajar sambil berkata : “Boleh kah kami turun di sini?”
Siti Hajar menjawab dengan senang hati, karena senang ada orang lain : “Boleh, tetapi kamu tidak berhak menguasai air ini.”
Mereka  menjawab : “Baiklah.”
Maka turunlah semua rombongan itu hingga akhirnya banyak keluarga yang pindah ke daerah itu. Nabi Isma’il sudah tumbuh besar dan belajar bahasa Arab kepada mereka, dan sangat mengagumkan perkembangannya. Setelah dewasa Nabi Isma’il As di nikahkan dengan salah seorang anak gadis mereka.

Sesudah Nabi Isma’il nikah, datanglah Nabi Ibrahim As untuk melihat anaknya yang ditinggalkannya begitu lama. Namun kedatangannya bertepatan dengan kepergian Nabi Isma’il berburu, sehingga tidak bertemu dengannya, yang ada hanya isterinya.
Nabi Ibrahim As bertanya : “Kemana Isma’il?”
Istri Isma’il : “Pergi berburu mencari rizqi untuk kami”.
Kemudian Nabi Ibrahim As bertanya tentang kehidupan mereka.
Istri Isma’il : “Kami dalam kesukaran”.
Ia mengeluh tentang keadaan sehari-harinya.
Nabi Ibrahim As berkata : “Bila datang suamimu sampaikan salam saya kepadanya, dan katakan kepadanya supaya merubah cagak pintu rumahnya.”
Setelah Nabi Ibrahim As Pergi, datanglah Nabi Isma’il As yang merasa ada sesuatu yang terjadi di rumahnya.
Ia bertanya kepada isterinya : “Apakah ada orang yang datang?"
Isterinya menjawab: “Ada orang tua yang bla bla bla sifatnya, ia menanyakan tentang kamu, dan saya katakan pergi berburu. Ia tanya tentang kehidupan kita; saya jawab kami dalam kesukaran.”
Nabi Isma’il bertanya: “Apakah ada pesan-pesan darinya?”
Isterinya menjawab : “Ya, kirim salam padamu dan menyuruh kau merubah cagak pintu rumah.”
Berkata Nabi Isma’il : “Sebenarnya orang tua itu adalah ayahku, dan ia menyuruh saya menceraikan kamu. Maka kini pulanglah ke rumahmu.”
Setelah menceraikannya, kemudian Isma’il menikah lagi dengan wanita lain. Setelah tinggal beberapa lama datanglah Nabi Ibrahim As dan lagi-lagi tidak menemukan Nabi Isma’il di rumahnya. Ia bertemu dengan isterinya.
Nabi Ibrahim bertanya : “Kemana Isma’il?”
Isteri Isma’il menjawab: “Ia keluar mencari rizki kami.”
Nabi Ibrahim: “Bagaimana penghidupan kalian?”
Isteri Isma’il: “Alhamdulillah kami serba cukup”.
Nabi Ibrahim: “Apa makanan kalian?”
Isteri Isma’il: “Daging.”
Nabi Ibrahim: “Apa minuman kalian?”
Isteri Isma’il: “Air.”
Maka Nabi Ibrahim As berdo’a : ALLAHUMMA BARIK LAHUM FILLAHIMI WAL MA’I.”
Pada saat itu belum ada tanaman di kota Makkah. Andai ada, maka Nabi Ibrahim As akan mendo’akannya. Sejak itulah kota Makkah tidak pernah kekurangan daging dan air. Itulah berkat Nabi Ibrahim As.
Nabi Ibrahim berkata: “Bila suamimu datang, sampaikan salam saya dan suruhlah menetapkan cagak pintunya.”
Tak lama kemudian datanglah Nabi Isma’il. Ia mempunyai firasat ada sesuatu di rumahnya.
Nabi Isma’il; “Apakah ada tamu?”
Jawab isterinya: “Ya, seorang tua yang bagus dan sopan, bertanya tentang kau dan saya beritahu dan tanya tentang penghidupan kita, saya katakan : bahwa kami alhamdulillah dalam keadaan selamat dan berkecukupan.
Nabi Isma’il: “Apa ada pesan-pesan?”
Jawabnya: “Ya, kirim salam dan menyuruh menetapkan cagak pintu rumahnya.”
Berkata Isma’il: “Itu ayahku dan kau cagak pintu dan ia menyuruh saya tetap dengan kau.”

Setelah beberapa lama datang Nabi Ibrahim As, ketika itu Nabi Isma’il As sedang membuat anak panah di bawah pohon besar di dekat zam-zam dan ketika melihat Nabi Ibrahim As datang ia segera bangun dan memeluk orang tuanya karena lama sekali tidak bertemu...
Nabi Ibrahim: “Hai Isma’il, Allah menyuruh sya dengan suatu perintah.”
Nabi Isma’il: “Laksanakanlah perintah Tuhanmu.”
 Berkata Nabi Ibrahim: “Kau mau membantuku?”
Jawab Isma’il: “Saya bersedia.”
Berkata Ibrahim: “Allah menyuruh saya membangun di situ (sambil menunjuk ke tanah yang agak tinggi) sebuah rumah.”
Dan ketika itulah mulai pembangunan Ka’bah dengan menegakkan cagak tiangnya. Kemudian Nabi Isma’il As tukang mengangkat batu sedangkan Nabi Ibrahim As yang membangun bangunan hingga tinggi. Baru kemudian Nabi Isma’il membawa satu batu untuk pijakan Nabi Ibrahim As. Maka berdirilah Nabi Ibrahim As di atas batu itu. Dalam mengerjakannya mereka berdua senantia berdoa : “ ROBBANA TAQABBAL MINNA INNAKA ANTAS SAMI’UL ALIM”


Sumber: Hadits Imam Bukhari

0 komentar:

 

Cerita dan Legenda Rakyat Dunia © 2008. Design By: SkinCorner

Wilujeng Sumping

Selamat datang di blog saya, warnanya ceria seceria kisah yang akan disajikan :D "Dalam setiap kisah selalu terselip pelajaran hidup yang berharga"
Flag Counter