Friday, 1 December 2017

Menjadi kaya gara-gara tikus mati


Alkisah hiduplah seorang nenek bersama cucunya. Mereka berdua hidup miskin. Untuk mencukupi kehidupannya, si nenek menjual barang-barang di rumahnya. Sampai akhirnya semua barangnya habis.  Tidak ada satu pun barang tersisa yang bisa dijualnya.
Maka ia berkata kepada cucunya, “Cucuku, aku sudah tidak punya apa-apalagi untuk dijual. Sekarang waktunya kamu mencari nafkah.”


Cucunya memikirkan usaha apa yang cocok untuk dirinya. Dia tidak mau bekerja kepada orang lain. Namun karena tidak punya modal, ia berniat meminjam kepada lintah darat.
Setelah di utarakan kepada si lintah darat maksudnya meminjam uang, si lintah darat malah tertawa dengan nada mengejek. Pikirnya, anak muda ini tidak berpengalaman wirausaha, miskin pula. Bagaimana dia bisa mengembalikan utangnya. Tak punya harta yang bisa dijadikan sebagai barang jaminan. Maka si lintah darat berkata kepada anak muda itu, “Hai anak muda, ambil bangkai tikus itu, “ Si lintah darat menunjuk ke bangkai tikus di jalan, “Aku mau lihat sepandai apa kau berusaha.  Kalau memang pandai, kau bisa melakukan sesuatu dengan tikus itu. Kalau kau bodoh, aku percuma saja meminjamkan kau uang.”

Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu semua tertawa terbahak-bahak, karena menganggap itu sebagai sebuah lelucon. Tak disangka, si anak muda berjalan ke arah bangkai tikus dan memungutnya tanpa merasa jijik. Kemudian ia berjalan ke pasar menjajakan tikus mati.
“Tikus mati.... , tikus mati...., siapa yang mau beli?!!,” Teriaknya dengan penuh semangat. Seorang pedagang yang sedang melatih kucing untuk menangkap tikus di kiosnya memanggil si anak muda dan membeli tikus mati itu serta memberi sejumlah biji bijian bengal (sejenis ketapang) sebagai imbalannya.

Si anak muda membawa biji-bijian ke rumahnya kemudian memasukkannya ke dalam kendi dan mencampurnya dengan air, lalu ia tambahkan rempah-rempah ke dalamnya hingga menjadi minuman yang menyegarkan. Ia membawa kendi tersebut dan duduk di pinggir jalan tempat lewat para penebang dan buruh tani jika pulang ke rumah. Para buruh tani dan penebang pohon yang kelelahan berhenti di tempat si anak muda dan meminum minuman rempah-rempah buatannya. Mereka sangat senang mendapatkan minuman yang menyegar sehabis kerja yang melelahkan. Sebagai imbalannya, para petani beberapa  memberi hasil taninya seperti tomat, sayuran dan lain-lain. Sedangkan para penebang memberikan beberapa kayu bakar.

Si anak muda itu membawa pulang  hasil bumi dan kayu bakar ke rumah neneknya. Setiap hari dia berdagang minuman  biji bengal, dan imbalannya ia kumpulkan sedikit demi sedikit. Setelah kayu bakar yang dikumpulkan cukup banyak, maka ia mulai membuka tokonya sendiri. Ia bekerja keras di tokonya dan perlahan-lahan menjadi orang kaya.

Saat menginjak dewasa, ia telah  menjadi seorang pengusaha yang sukses. Suatu hari ia pergi ke tukang pandai emas. Dia memesan patung tikus emas. Kemudian ia menyerahkannya kepada si lintah darat sebagai rasa terima kasih karena telah memberikan ide untuk berusaha dan menghasilkan uang dari seekor tikus mati.

Si lintah darat sangat kagum dengan kepandaian wirausaha si anak muda. Ia menawarkan untuk menikahi putrinya. Sang nenek pun tinggal bersama mereka. Si anak muda tetap menyediakan minuman biji bengal tetapi dia berikan secara Cuma-Cuma.

Yaa...seperti kata pepatah
“Where There’s a will, There’s a way.”
“Nothing easy but nothing imposible
“Dimana ada kemauan disitu ada jalan”

Punya kemamapuan tapi tidak punya kemauan it’s nothing

0 komentar:

 

Cerita dan Legenda Rakyat Dunia © 2008. Design By: SkinCorner

Wilujeng Sumping

Selamat datang di blog saya, warnanya ceria seceria kisah yang akan disajikan :D "Dalam setiap kisah selalu terselip pelajaran hidup yang berharga"
Flag Counter