Tuesday, 28 November 2017

Si Lundu Nipahu Kisah Rakyat Sumatera Utara


 image: serenemaklong.blogspot.co.id
Dahulu kala, di sebuah kerajaan hiduplah seorang raja dengan putera mahkotanya yang bernama Lundu Nipahu. Rakyatnya sangat mencintai mereka berdua karena memerintah dengan adil dan bijaksana. Namun tanpa di duga, paman Lundu Nipahu melakukan pemberontakan mengambil alih kerajaan dan membunuh sang Raja. Beruntung Si Lundu Nipahu dapat melarikan diri dengan selamat.  Siang malam dia  berjalan tanpa henti karena takut terkejar pasukan pamannya.

Suatu hari, di dalam hutan belantara ia  duduk beristirahat di bawah pohon besar. Tiba-tiba lewatlah ular . dengan membawa katak di mulutnya. Katak itu menjerit-jerit kesakitan. Dengan segera Si Lundu Pahu berdiri dan mengejar ular itu. Dengan menggunakan tongkat yang selalu dibawanya ia menekan kepala ular itu sehingga katak dapat melompat melepaskan diri.
“Terima kasih anak muda, budi baikmu tidak akan pernah aku lupakan, “Kata katak sambal melompat pergi


Terkejut si Lundu Nipahu mendengar katak dapat berbicara. Kemudian ia duduk kembali di tempat semula. Tidak lama kemudian, tiba-tiba muncul ular yang membawa katak tadi di hadapan si Lundu Nipahu. Belum sempat ia bertindak terdengar ular berbicara:

“Hai anak muda, kenapa engkau menolong katak itu?”kata si ular.
Si Lundu Pahu terkejut dan ketakutan. Ia hendak mundur, tapi punggungnya sudah menempel di pohon besar. Tidak bisa bergerak lagi.
“Ayo jawab, kalau tidak, aku akan membunuhmu,” Ular mengancam

Dengan gemetar penuh ketakutan, si Lundu Nipahu menjawab: “Maaf, aku harus melepaskan katak itu karena dia butuh pertolongan. Ayahku selalu menasehatiku agar aku selalu menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongan. Kalau tidak kutolong, berarti aku telah melanggar nasehatnya”
“Baiklah aku terima alasanmu. Karena niat kamu menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongan, kau pun harus menolongku. Karena gara-gara kamu, aku bisa mati kelaparan.”Kata ular itu.

“Aku tidak membawa apa-apa. Dengan apa aku harus menggantinya?” tanya Si LUndu Nipahu.
“Kau bisa ganti dengan daging pahamu sebesar katak.” Jawab ular
Karena tidak ada pilihan, diapun terpaksa memotong daging pahanya. Kemudian memberikannya kepada ular. Setelah mendapatkan daging paha si Lundu Nipahu, ular itu pun pergi ke semak-semak.
Si Lundu Pahu tergelak kesakitan. Dari pahanya mengucur darah segar.

“Aduh, siapa yang dapat menolongku?”Si Lundu Nipahu mengerang kesakitan.
Tiba-tiba dari semak-semak, ular itu muncul kembali menghampiri si Lundu Nipahu, di mulutnya terlihat selembar daun. Si Lundu Nipahu ketakutan, ia hendak bergerak tapi tak sudah tak sanggup. Dia berteriak minta tolong karena mengira ular akan mematuknya. Tetapi tiba-tiba ular itu berkata:

“Jangan takut anak muda!, Aku tak akan menggigitmu. Ambillah daun di mulutmu, kemudian sapukan ke luka di pahamu!”
Si Lundu segera melakukan apa yang diperintahkan oleh ular. Segera dia ambil daun yang ada di mulut ular dan menyapukannya ke lukanya.Si Lundu Nipahu Kaget bukan kepalang,  dia melihat lukanya sembuh sediakala tanpa ada bekasnya sama sekali. Belum hilang rasa kagetnya. Ia mendengar ular itu berkata:

“Anak muda, simpanlah daun itu. Ia dapat menyembuhkan penyakit apapun. Aku berikan kepadamu, karena kamu anak yang taat kepada orang tuamu dan suka menolong.” Selesai berkata, ular itu pun menghilang ke balik semak-semak.
Setelah hilang lelahnya dan pikirannya tenang karena peristiwa yang mengagetkan dan menakjubkan dirinya, ia pun kembali melakukan perjalanan. Sepanjang hari berjalan tak tentu arah, yang penting dapat keluar dari hutan itu. Setelah lama berjalan, dia menemukan jalan keluar yang menuju sebuah kerajaan.

Si Lundu Nipahu masuk ke perkampungan penduduk di saat menjelang malam. Ia tidak tahu harus tidur di mana. Dari kejauhan ia melihat seorang ibu tua yang berjalan ke arahnya. Segera ia menghampiri dan berkata.
“Maaf Bu, di sini ada penginapan?” tanya Si Lundu Nipahu.
Si Ibu tua melihat si Lundu Nipahu dengan seksama. dalam hatinya ia berkata: “Orang ini keliatannya orang baik, sikapnya sopan pula.” Ia hampir lupa dengan pertanyaan Si Lundu Nipahu. Kemudian ia menjawab: “di sini tidak ada penginapan Tuan. Memangnya Tuan mau pergi kemana?” tanya Ibu Tua.
“Entahlah…saya akan hanya mengikuti kaki melangkah, tidak punya tujuan pasti.”Jawab si Lundu Nipahu dengan sedih.
“Kalau Tuan mau, tinggal saja di rumah Saya,”Si Ibu menawarkan diri, “Saya tinggal sendirian di rumah” jelasnya. Mendengar tawaran si Ibu Tua, Lundu Nipahu menerima dengan senang hati. Tinggal ia dengan si Ibu Tua.

Telah berbulan-bulan Si Lundu Nipahu tinggal bersama si Ibu Tua. Selama itu, Si Ibu sangat menyayanginya karena ia berbudi baik dan rajin. Suatu malam, si Ibu bercerita bahwa raja di negerinya sedang bersedih karena puteri satu-satunya sedang sakit keras.
“Sakit apa Bu?” tanya Si Lundu Nipahu penasaran.
“Entahlah, tidak ada seorang pun yang tahu puteri sakit apa. Dia hanya berbaring di tempat tidur. Badannya semakin hari semakin kurus. Kami kasihan melihatnya.” Si Ibu bercerita dengan penuh kesedihan.

“Memangnya tidak di bawa ke tabib Bu?”Tanya si Lundu Nipahu.
“Sudah puluhan bahkan mungkin ratusan tabib mencoba menyembuhkan puteri. Tapi tak ada satupun yang berhasil menyembuhkannya. Tidak hanya tabib dari negeri ini saja, bahkan Baginda Raja sudah minta tolong tabib dari kerajaan lain. Tak ada yang mampu pula.”

Si Lundu Nipahu bersimpati dengan keadaan raja. Dia teringat daun yang diberikan oleh ular. Keesokan harinya dia berangkat ke istana. Dengan kesopanan seorang pangeran, dia dapat diizinkan masuk ke istana. Baginda Raja merasa kagum dengan tatakrama Si Lundu Nipahu. Ia pun melihat perangai dan wajah si Lundu Nipahu yang penuh kewibawaan. pikirnya, “Tak mungkin orang biasa yang berprilaku seperti ini. Pasti dia seorang bangsawan. Tingkah lakunya seperti orang yang biasa di lingkungan istana.” Hatinya berharap banyak Si Lundu Nipahu dapat menyembuhkan Puteri.

“Baginda, izinkan saya mencoba menyembuhkan Puteri, semoga Yang Maha Kuasa berkenan mengangkat penyakitnya,”Pinta Si Lundu Nipahu.
“Silahkan anak muda,”Jawab Baginda Raja, “Semoga Tuhan menolong mu dan menolong anakku, “tambah sang raja penuh harap.

Atas izin Baginda Raja, Si Lundu Nipahu masuk ke kamar sang puteri. Kemudian ia mengambil daun yang diberikan ular kepadanya. Kemudian disapukan ke kening sang puteri. Gadis yang amat rupawan ini pun segera sembuh. Semua yang hadir termasuk baginda Raja sangat takjub dan gembira hatinya melihat puterinya sembuh kembali.

“Sudah kuduga, engkau bukan orang sembarangan, Anak Muda,”Kata Baginda Raja sambil menepuk bahu Si Lundu Nipahu, “Sebenarnya siapa dirimu anak muda?”tanya Raja penuh penasaran.
Si Lundu Nipahu pun menceritakan kisahnya. Dia menjelaskan bahwa dulunya seorang anak raja yang terusir dari negerinya karena pamannya memberontak. Gembira hati sang Raja, karena mendengar Si Lundu Nipahu adalah anak seorang raja. Karena dalam hatinya ia ingin menikahkan puterinya dengan si Lundu Nipahu.

“Lundu Nipahu, karena kamu telah menyembuhkan puteriku, aku berniat menikahkanmu dengan puteriku. Bagaimana menurutmu?”Tanya sang Raja.
“Jika Baginda berkehendak, hamba akan turuti. Apalah hamba hanya seorang pangeran yang terusir.” Jawab Si Lundu Nipahu.
Maka baginda Raja menikahkan Si Lundu Nipahu dengan puterinya. Diadakanlah pesta yang meriah. Semua rakyatnya bergembira. Termasuk si Ibu tua yang menampung Lundu Nipahu di undang ke istana.

Setahun kemudian, Si Lundu Nipahu dan isterinya serta rombonga prajurit berlayar melalui sungai menuju kerajaannya. Prajurit yang ikut sangat banyak , karena berniat memerangi pamannya yang telah mengambil alih kerajaannya.
Di tengah perjalanan, cincin kerajaan yang selalu dia pakai di jari manisnya terjatuh ke sungai. Dengan segera para prajurit menyelam ke dalam sungai. Namun karena sungainya dalam dan cukup deras, mereka tidak dapat menemukan cincinnya. Si LUndu Nipahu termenung dan sedih,sebab cincin itu merupakan satu-satunya benda kerajaan yang dapat membuktikan bahwa dia adalah seorang pewaris kerajaan.

Ketika semua menyerah kelelahan mencari cincin yang jatuh, tiba-tiba meloncat dari dalam sungai seekor katak ke hadapan mereka. Kemudian katak itu mengeluarkan cincin yang jatuh dari mulutnya. Belum hilang keterkejutan mereka, katak itu telah meoncat kembali ke sungai. Si Lundu Nipahu dan semua rombongan merasa dan gembira sekaligus takjub dengan kejadian itu. Si Lundu Nipahupun menceritakan pengalamannya kepada mereka bahwa katak itu sebelumnya telah ia tolong dan berjanji akan membalas budi. Semakin kagumlah mereka kepada Si Lundu Nipahu.

Pelayaranpun di dilanjutkan. Setelah tiba di negeri Si Lundu Nipahu, mereka berhenti di pinggir sungai dan memasang perkemahan bersiap-siap untuk menerima serangan dari pamannya. Sebab ia yakin bahwa kerajaannya telah menerima berita kalau ada pasukan kerajaan lain yang datang.
Di tunggu-tunggu, pasukan kerajaan tak kunjung datang menyerang. Tiba-tiba dari seseorang tergopoh gopoh menuju kemah si Lundu Nipahu. setelah diperhatikan ternyata dia hanya tukang kebun kerajaan.


“Paman Napu…?”Tanya Si Lundu Nipahu keheranan.
“Pangeran Lundu..?”Tukang kebunpun kaget melihat Si Lundu Nipahu ada bersama tentara penyerang.
“Benar Paman, aku si Lundu yang dulu sering bermain dengan Paman.”Jawab Si Lundu Nipahu dengan rasa senang.
“Pangeran Lundu, syukurlah Tuan datang kembali dengan selamat. Benar-benar kedatangan Tuan sangat tepat.” Kata paman Napu
“Apa yang terjadi Paman?”Tanya Si Lundu Nipahu keheranan.
“Tiga hari yang lalu, paman Tuan meninggal di patuk ular saat berburu di hutan. Sekarang kerajaan tidak ada yang memimpin. Rakyat menunggu kedatangan Tuan.” Paman Napu menjelaskan.
“Mungkin paman mati di patuk ular yang telah memberi daun obat itu,”Pikir Si Lundu Nipahu.

Maka berangkatlah rombongan si Lundu Nipahu menuju istana. Kabar kedatangan Si Lundu Nipahu telah terdengar ke seluruh rakyat. Mereka berjejer di pinggir jalan menanti kedatangan si Lundu Nipahu. ketika rombongan Si Lundu Nipahu dan isterinya lewat, rakyat menyambut dengan gembira. Mereka mengelu-elukan si Lundu Nipahu. Dia pun membalas dengan melambaikan tangan kepada  rakyatnya.

Atas permintaan rakyatnya, si Lundu Nipahupun diangkat menjadi raja. Dia memerintah kerajaan bijaksana seperti ayahnya dulu memerintah.



0 komentar:

 

Cerita dan Legenda Rakyat Dunia © 2008. Design By: SkinCorner

Wilujeng Sumping

Selamat datang di blog saya, warnanya ceria seceria kisah yang akan disajikan :D "Dalam setiap kisah selalu terselip pelajaran hidup yang berharga"
Flag Counter