22-23
Hatinya geram tidak terperi
fikir yang jahat juga digemari
Puteri mendengar seraya berkata
terlalu marah di dalam cita
janganlah aku memandang mata
mendengar kabar pun hatiku menta
Dimana lagi yang kamu tiliki
daripada rupaku terlebih molek
sembah dayang petah cerdik
lain dari itu tidak yang cantik
Matanya bulat mengerling manis
Mengerak senyum sambil memalis
laksana bunga cempaka wilis
seperti gambar baru ditulis
pipinya bagai pauh dilayang
bahunya seperti dewa kayangan
di hati patik terlalulah sayang
serta terpandang semangat melayang
Bibirnya bagai peta dicarik
lehernya jenjang gambuh dilarik
bersunting emas bunga anggerik
mangkin bertambah parasnya baik
Betisnya bagai bunting padi
parasnya seperti nila Kandi
seperti intan sudah disurdi
di pagar nilam intan dan pudi
Pinggangnya ramping dadanya bidang
panjang lampai sederhana sedang
cantik menjelis gilang gemilang
tidak jemu mata memandang
Demi mendengar tuan Puteri
dayang memuji muji Bidasari
Hatinya sakit tidak terperi
bagaikan tidak tersabari
Puteri memalis seraya berkata
dayang wai jangan berbanyak warta
jikalau sungguh kasih kan beta
khabar ini jangan diberi nyata
Sembah dayang Ratna Baiduri
kasih patik akan Tuan Puteri
dimana lagi patik hendak cahari
tuanku asal raja yang bahari
Fikirnya puteri ngerannya tagar
di dalam hati bagai dibakar
kasih dayang akan anak saudagar
pekerjaan aku hampir terbongkar
Baik aku ambil dengan tipuku
barang katanya semuanya diaku
sudah Bidasari di dalam tanganku
dibunuh mati puas hatiku
bersambung ke Bab 10: Puteri Lela Sari Cemburu dan Iri
0 komentar:
Post a Comment